21 Juli, 2009

Perempuan dalam Novel The Da Vinci Code



Novel karya Dan Brown yang mengaitkan fakta dengan fiksi secara menarik ini diterbitkan oleh Doubleday Fiction pada 2003 dan diterjemahkan ke dalam 44 bahasa. Menurut situs resmi Dan Brown (www.danbrown.com) selama beberapa bulan buku ini menduduki peringkat pertama penjualan dan selama 32 minggu bertahan menduduki best seller di NewYork Time, dan selama satu jam dibahas dalam liputan Berita ABC.

Latar novel tersebut adalah konspirasi pihak Gereja Katolik untuk menutup cerita yang sebenarnya tentang Jesus. Pihak Vatican sebenarnya mengetahui bahwa yang disampaikan kepada umatnya adalah satu kebohongan, tetapi tetap menyembunyikannya untuk membiarkan mereka berkuasa. Novel ini mengemukakan persoalan yang timbul dibalik legenda atau mitos Cawan Suci dan peranan Mary Magdalene dalam sejarah umat Kristen. Buku yang merupakan hasil kreatif, penuh aksi dan ketegangan ini banyak menuai kritikan karena pernyataan negatifnya tentang gereja dan segala hipokrasinya.

Berawal dari kematian seorang kurator Louvre oleh salah seorang anggota sebuah organisasi Opus Dei, pembaca akan diperkenalkan dengan tokoh utama Robert Langdon ─ seorang profesor simbologi Universitas Harvard. Sang kurator meninggal dalam keadaan telanjang dan menunjukkan gaya The Vitruvian Man karya Leonardo Da Vinci dan meninggalkan pesan kepada Langdon untuk membantu menyelamatkan cucunya, Sophie, dari pembunuhan dan menguak misteri dibalik karya-karya Da Vinci. Dalam mengungkap misteri tersebut, Langdon dipaksa untuk memerah otak untuk mengaitkan kejadian, pesan dan rahasia yang mungkin tersembunyi secara rumit termasuk anagram dan fibonacci. Dalam perjalanan cerita akhirnya Langdon tahu bahwa yang pesan yang ia terima dari Sauniere berkaitan dengan tempat yang mungkin menjadi letak Cawan Suci/Holy Grail dan persatuan yang dikenali sebagai Biarawan Sion/Priory of Sion, begitu juga dengan Ksatria Templar dan Opus Dei.

Cawan Suci menurut novel tersebut bukanlah gelas yang dipakai Yesus dalam Perjamuan Suci, akan tetapi ia adalah seorang perempuan bernama Maria Magdalena. Menurut buku ini, Maria Magdalena merupakan isteri Yesus dan ia sedang mengandung anaknya ketika penyaliban dilakukan. Sebagai seorang perempuan, ia dianggap sejajar dengan pria. Namun, oleh gereja keberadaanya dinafikan dan ia dianggap sebagai pelacur oleh pihak Gereja, bahkan pihak gereja sendiri menyembunyikan kebenaran tentang pertalian darah antara Maria Magdalena dan Yesus selama 2000 tahun, hal ini disebabkan mereka takut akan kuasa perempuan yang telah dirasuki Syaitan. Pemelacuran yang dilakukan gereja terhadap Maria Magdalena merupakan sebuah upaya untuk melakukan pemarjinalan terhadap perempuan, tapi oleh Biarawan Sion, holy grail ini dilindungi. Mereka berusaha untuk mereposisikan kembali perempuan yang selama ini selalu dimarjinalkan dengan melakukan serangkaian upacara yang berakar dari kepercayaan masa lalu yaitu Pagan.[1] Dalam novel ini Pagan merepresentasikan sebuah agama yang menyembah Dewi sebagai Tuhan mereka, seperti menyembah Dewi Kesuburan dan Dewi Matahari. Judul The Da Vinci Code (Kode Da Vinci) ini mengacu pada beberapa karya Da Vinci seperti The Vitruvian Man, Monalisa, dan The Last Supper. Da Vinci sendiri diceritakan sebagai anggota kelompok Biarawan Sion tersebut. Karya-karya Da Vinci tersebut mengindikasikan adanya penyatuan antara yin dan yang, laki-laki dan perempuan. Contohnya pada lukisan Monalisa, lukisan ini diinterpretasikan sebagai gabungan antara laki-laki dan perempuan. Perempuan disimbolkan sebagai grail, dilambangkan dalam bentuk ▼ merepresentasikan rahim yang memberikan kehidupan bagi manusia. Kebalikannya dengan laki-laki yang disimbolkan dengan ▲ seperti mata pedang, yang saat ini masih dipakai dalam pangkat kemiliteran. Jika digabungkan maka akan menjadi bintang David, yang merupakan lambang penyatuan laki-laki dan perempuan dan mingisayaratkan bahwa perempuan dan laki-laki sejajar



[1] Menurut Encyclopedia Americana. Vol 21. 1975, hal 96h. Pagan adalah istilah yang diberikan oleh orang-orang Kristen Graeco-Roman kepada mereka yang tidak beragama Kristen ― menyembah True God. Pagan sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu Paganus yang berarti orang desa. Pada masa modern penggunaan kaa Pagan lebih dispesifikkan untuk mereka yang tidak menganut agama Kristen, Yahudi, dan Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar